Minggu, 02 Februari 2014

makalah : BERBAGAI MACAM BENTUK BERITA DAN KARAKTERISTIKNYA DI MEDIA CETAK



BERBAGAI MACAM BENTUK BERITA
DAN KARAKTERISTIKNYA DI MEDIA CETAK




KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberi kesempatan sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah dengan judul “Berbagai Macam Bentuk Berita dan Karakteristiknya di Media Cetak ”. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Umi Khalwati selaku dosen pengajar mata Manajemen Penerbitan dan Percetakan.
            Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Penerbitan dan Percetakan, juga sebagai bahan informasi kepada para pembaca tentang apa dan bagaimana proses Manajemen dalam Perusahaan Penerbitan dan Percetakan. Sehingga kita dapat mengerti dan memberi bekal untuk mahasiswa tentang media cetak.
            Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak memiliki kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar kelak penulis dapat menghasilkan makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amiin.

Purwokerto, 17 Juni 2013

Penulis.









PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Dewasa ini banyak teknologi baru yang menyebarluaskan pengetahuan, seperti internet dan inovasi lain berdasarkan komputer, tetapi buku-buku tradisional dan surat kabar tetap merupaka sumber informasi yang utama. Dan sementara teknologi baru itu menjadi semakin penting untuk menyebarluaskan pengetahuan yang semakin kompleksdan bercampur aduk, buku tidak terancam bahaya kepunahan. Buku tetap dan tetap menjadi satu-satunya sarana untuk mendapatkan akses pada informasi.[1]
Sebagai suatu lembaga yang dikelola secara bisnis, perusahaan penerbitan pers, juga menghasilkan produk yang dijual kepada masyarakat. Beda dengan produk barang lainnya, produk penerbitan pers mempunyai misi tersendiri, yaitu untuk mencerdaskan masyarakat, menegakkan keadilan, dan memberantas kebatilan. Itulah sebabnya, produk penerbitan pers tidak bisa dikelola dengan sembarangan. Artinya produk yang dihasilkan harus disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat, dimana pers tersebut melakukan operasinya.
            Pada dasarnya, penerbitan pers itu berisi tiga komponen. Kompenen pertama adalah penyajian berita sebagai produk utama yang disajikan kepada pembacanya. Komponen kedua adalah pendapat atau pandangan (opini). Dan komponen yang ketiga adalah periklanan.  
            Namun disini penulis hanya menguraikan secara gamblang tentang komponen pertama, yaitu berita. Berita merupakan laporan mengenai kejadian atau peristiwa aktual yang menarik perhatian orang banyak. Tidak ada aktivitas jurnalistik tanpa berita. Profesi wartawan pun sebagian besar berkaitan dengan berita.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu berita ?
2.      Apa saja bentuk-bentuk berita ?
3.      Bagaimana karakteristiknya di media cetak ?

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Berita
Berita adalah melaporkan seluk-beluk suatu peristiwa yang telah, sedang, atau akan terjadi. Melaporkan disini berarti menuliskanapa yang dilihat, didengar, atau dialami seseorang atau kelompok orang. Berita ditulis sebagai rekonstruksi tertulis dari apa yang terjadi.[2]

Berita berasal dari bahasa Sansekerta, yakni Vrit yang dalam bahasa Inggris disebut Write, arti sebenarya ialah ada atau terjadi. Sebagian ada yang menyebut dengan Vritta, artinya “kejadian” atau “yang telah terjadi”. Vritta dalam bahasa Indonesia kemudian menjadi Berita atau Warta. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwodarminta, “berita” berarti kabar atau warta, sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, arti berita diperjelas  menjadi “ laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat”. Jadi, berita dapat dikaitkan dengan kejadian atau peristiwa yang terjadi.

Berita adalah suatu proses yang ditentukan arahnya. Berita tidak didasarkan pada maksud untuk memuaskan nafsu ingin tahu segala sesuatuyang luar biasa dan menakjubkan, melainkan pada keharusan ikut berusaha mengorganisasikan pembangunan dan pemeliharaan negara sosialis.[3]

B.     Bentuk-bentuk Berita dan Karakteristik Berita di Media Cetak

1.      Straight News (Berita Langsung)
Straight news adalah berita yang ditulis secara langsung. Artinya informasi yang dituangkan dalam berita itu diperoleh langsung dari sumber beritanya.
Karakteristik:
         Peristiwa tersebut harus langsung (sesegera mungkin) disampiakan kepada pembaca.
         Biasanya diungkapkan dalam bentuk pemaparan (descriptive).
         Penulisan berita langsung lebih mengutamakan aktualitas informasinya.
         Informasi disini bisa berasal dari keterangan pejabat atau berdasar kejadian yang sebenarnya.
         Biaanya lebih tepat pada peristiwa kebakaran, perkelahian, atau kecelakaan. Ini karena disamping informasinya dapat didapat pada saat itu juga, kejadian ini segera ingin diketahui oleh masyarakat dengan jelas tanpa ditambahi keterangan atau penjelasan lainnya.
         Berita langsung hanya terdiri dari fakta saja.
         Cenderung menguraikan suatu peristiwa dengan sejelas-jelasnya.[4]



2.      Investigasi News (Penggalian Berita)

Investigasi merupakan cara lain untuk memahami kebenaran dan menyatakan premis-premis salah dari kekuatan dan kecanggihan informasi modern. Tidak sekedar mendekripsikan ketepatan, penjelasan, atau pengembangan pemberitaan. Tapi lebih menganalisis pelbagai data yang layak dilaporkan dan telah dikonfigurasikan.[5]

Untuk dapat membuat berita harus ada kejadian atau peristiwa. Kejadian atau peristiwa ini bisa disebut dengan sumber berita. Selain peristiwa atau kejadian yang dilakukan oleh manusia, kumpulan dari berbagai berita bisa juga dijadikan sumber berita. Karena dari manusia dapat kita peroleh data, sedangkan pada kumpulan berita juga bisa diambil datanya, yang merupakan dasar untuk membuat berita.
Karakteristik:
         Bahan berita yang diperoleh harus dari kejadian atau peristiwa yang mempunyai nilai tinggi (news value).
         Berita harus dibuat dalam bentuk sederhana, lugas, langsung, tidak berbung-bunga, namun kaya akan data.
         Biasanya memusatkan pada sejumlah masalah dan kontroversi.
         Berita tidak boleh bersumber dari omong kosong, isu, atau yang mengedepankan konon kabarnya.[6]

3.      Explanatory News (Pengungkapan Berita)
Explanatory news adalah pengungkapan berita atau bisa juga disebut sebagai berita yang menjelaskan. Artinya dalam hal penulisan berita data yang disajikan lebih banyak diuraikan dari pada diungkap secara langsung. Explanatory news lebih banyak kita jumpai pada reportase berita. Bentuk penulisan ini bisa memadukan antara fakta dan opini. Fakta yang diperoleh dijelaskan secara rinci dengan beberapa argumen oleh penulisnya sendiri.
Karakteristik:
         Berita yang disajikan lebih bayak diuraikan daripada diungkap secara langsung.
         Lebih banyak dijumpai pada reportase berita, karena penulisan berita ini bisa memadukan antara fakta dan opini.[7]

4.      Interpretative News ( Penjelasan Berita)
Interpretative news adalah bentuk berita yang penyajiannya merupakan gabungan antara fakta dan interpretasi. Artinya dalam penulisan berita seperti ini, penulis boleh melakukan uraian, komentar, dan sebagainya yang ada kaitannya dengan data yang diperoleh dari peristiwa atau kejadian yang dilihatnya.
Karakteristik:
         Gabungan antara fakta dan interpretasi.
         Biasanya menfokuskan pada sebuah isu, masalah, atau peristiwa-peristiwa kontroversial.
         Fokus laporan beritanya masih berbicara mengenai fakta yang terbukti bukan opini.
         Jika dilihat dari sistem penyajian berita, boleh memasukkan komentar, uraian atau penjelas.

5.      Depth News (Pengembangan Berita)
Depth news merupakan kelanjutan atau hampir sama dengan investigative news. Bedanya jika investigative news bermula dari adanya isu atau data mentah yang kemudian dilakukan penelitian atau penggalian. Sedangkan depth news atau pengembangan berita, berasal dari adanya sebuah berita yang masih belum selesai pengungkapannya dan bisa dilakukan kembali.

6.      Feature (Karangan khas)
Feature adalah bagian dari penyajian berita yang menulisnya dapat mengabaikan pegangan utama dalam penulisan berita, yaitu 5W dan 1H. Feature sampai sekarang banyak yang mengartikan berbeda. Sebagian pendapat menganggap feature adalah karangan khas. Sebagian lain menganggap feature adalah penyajian berita yang berbentuk human interest.
Karakteristik:
         Tulisan mengenai kejadian yang dapat menyentuh perasaan, ataupun yang menambah pengetahuan pembaca lewat penjelasan rinci, mkengkap serta mendalam.
         Berita ini tidak terikat akan aktualitas.
         Nilai utamanya adalah unsur manusiawi atau informasi yang dapat menambah ilmu pengetahuan.[8]





KESIMPULAN
Berita pada intinya yaitu suatu peristiwa atau isu yang dikabarkan kepada suatu orang ke orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari tidak luput dari suatu berita. Karena semua orang butuh berita untuk memperoleh informasi. Meski bentuk berita memiliki banyak bentuk, namun apapun bentuknya tetaplah itu disebut berita. Berita mengandung informasi yang harus di sampaikan kepada masyarakat.




  
DAFTAR PUSTAKA

Philip G. Altbach dan Damtew Teferra, 2000. Penerbitan dan Pembangunan, PT Gramedia, Jakarta.

Ashadi Siregar,dkk. Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa, Penerbit Kanisius, Yogya.
Prof. Dr. Muhammad Budyatna, M.A, 2007. Teori dan Praktek, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Drs. Totok Djuroto, 2002, Manajemen Penerbitan Pers, PT Rosdakarya, Bandung.
Septiawan Santana K, 2004. Jurnalisme Investigasi, Yayasan Obor, Jakarta.


[1] Philip G. Altbach dan Damtew Teferra, Penerbitan dan Pembangunan, (Jakarta : PT Gramedia, 2000), hlm 1.
[2] Ashadi Siregar,dkk, Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa, (Yogya : Penerbit Kanisius), hal 19.
[3] Prof. Dr. Muhammad Budyatna, M.A, Teori dan Praktek, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007), hal 32.
[4] Drs. Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, (Bandung : PT Rosdakarya, 2002), hal 49.
[5] Septiawan Santana K, Jurnalisme Investigasi, (Jakarta : Yayasan Obor, 2004), hal 97.
[6] Drs. Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, (Bandung : PT Rosdakarya, 2002), hal 51-55.
[7] Ibid, hal 56.
[8] Ibid, hal 59-65.

2 komentar: