Proses bagaimana mad’u menerima informasi, mengolahnya,
menyimpan, dan menghasilkan informasi dalam psikologi Komunikasi disebut
sebagai Sistem Komunikasi Intra Personal. Proses ini meliputi sensasi,
persepsi, memori, dan berpikir.
a.
Sensasi
Tahap awal dalam penerimaan informasi adalah sensasi.
Sensasi berasal dari kata “sense”, artinya pengindraan yang menghubungkan
organisme dengan lingkungannya. Dalam psikologi komunikasi dijelaskan bahwa
sensasi adalah proses menangkap stimuli (rangsang). Fungsi alat indra dalam
menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Melalui alat indra, manusia
dapat memahami kualitas fisik lingkungannya. Lebih dari itu melalui alat
indralah manusia memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan untuk berinteraksi
dengan dunianya. Dalam kegiatan dakwah, ketika seorang da’i tampil ke mimbar,
maka stimuli yang ditangkap mad’u pada awalnya adalah sosok tubuhnya (oleh
indra mata) kemudian setelah berpidato, mad’u menangkap stimuli suaranya (oleh
indra pendengaran) dan seterusnya.
b.
Persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa dan
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan. Persepsi adalah proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia
memperoleh pengetahuan baru. Persepsi mengubah sensasi menjadi informasi.
Seperti juga halnya sensasi, persepsi ditentukan oleh faktor personal dan
situasional.
Penarik perhatian bisa datang dari luar (eksternal), bisa
juga dari dalam diri yang bersangkutan (internal). Faktor luar (eksternal) yang
secara psikologis menarik perhatian biasanya mempunyai sifat-sifat yang
menonjol dibanding yang lain, misalnya karena gerakan atau karena unsur
kontras, kebaruan, atau pengulangan.
c.
Memori
Salah satu kelebihan manusia adalah kemampuannya
menyimpan informasi yang sangat banyak dalam waktu yang lama dan dapat
mengingat kembali. Jika komputer mampu menyimpan data yang untuk suatu saat
dapat dipanggil kembali, maka kemampuan manusia menyimpan informasi (data) dan
bagaiman mudahnya mengingat atau memanggil informasi itu sangat canggih
dibanding komputer.
Kapasitas memori tiap orang berbeda-beda, ada yang selalu
mengingat sampai detail apa yang dialami puluhan tahun yang lalu, ada yang
cepat lupa, ada juga yang apabila memorinya mencatat informasi baru, informasi
lama terlupakan.
d.
Berpikir
Berpikir adalah suatu kegiatan yang melibatkan penggunaan
konsep dan lambang sebagai pengganti objek dan peristiwa. Berpikir merupakan
manipulasi atau organisasi unsur-unsur lingkungan dengan menggunakan
lambang-lambang, sehingga tidak perlu langsung melakukan kegiatan yang tampak.
Berpikir merupaka proses keempat setelah sensasi,
persepsi, dan memori yang memengaruhi penafsiran terhadap suatu stimuli. Dalam
berpikir seseorang melibatkan sensasi, persepsi dan memori sekaligus. Dalam
kehidupan, berpikir diperlukan untuk memecahkan persoalan, untuk mengambil
keputusan, dan untuk melahirkan sesuatu yang baru. Pola berpikir manusia dapat
diklasifikasikan menjadi tiga.
1.
Metode berfikir realistis
Dibagi menjadi dua yaitu :
a). Metode berfikir deduktif yang mengambil kesimpulan khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
a). Metode berfikir deduktif yang mengambil kesimpulan khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
b). Metode berfikir induktif yang dimulai dari pernyataan
khusus untuk kemudian mengambil kesimpulan umum atau mengambil kesimpulan umum
dari pernyataan khusus.
2.
Berfikir kreatif
Metode berfikir digunakan dengan maksud agar memperoleh
rumusan atau kesimpulan yang benar atau keputusan yang tepat.
3.
Berfikir dan bertafakur (merenung)
Dalam pandangan islam, berpikir hanya diperbolehkan
terhadap objek yang digambarkan dalam hati. Oleh karena itu nabi menyuruh
umatnya aktif berpikir tentang ciptaan Tuhan dan melarang berpikir tentang Dzat
Allah karena Dzat-Nya tidak mungkin dapat digambarkan wujudnya oleh kapasitas
akal manusia.[1]
Tahapan-tahapan dalam Proses Penerimaan Pesan Dakwah
Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa kalimat
da’watun dapat diartikan dengan undangan, seruan atau ajakan, yang kesemuanya
menunjukkan adanya komunikasi antara dua pihak di mana pihak pertama (da’i)
berusaha menyampaikan informasi, mengajak dan mempengaruhi pihak kedua (mad’u).
pengalaman berdakwah menunjukkan bahwa ada orang yang cepat tanggap terhadap
seruan dakwah ada yang acuh tak acuh dan bahkan ada yang bukan hanya tidak mau
menerima tetapi juga melawan dan menyerang balik.
Proses penyampaian dan penerimaan pesan dakwah itu
dilihat dari sudut psikologi tidaklah sesederhana penyampaian pidato oleh da’i
dan didengar oleh hadirin, tetapi mempunyai makna yang luas, meliputi
penyampaian energi dalam sistem syaraf, gelombang suara dan tanda-tanda. Ketika
proses suatu dakwah berlangsung, terjadilah penyampaian energy dari alat-alat
indera ke otak, baik pada peristiwa penerimaan pesan dan pengolahan informasi,
maupun pada proses saling mempengaruhi dari kedua belah pihak.
Menurut
teori komunikasi, (fisher, 1978, hal 136-142), proses dakwah dapat dilihat
sebagai kegiatan psikologis yang mencakup hal-hal sebagai berikut:
Pertama,
diterimanya stimuli (ranngsang) oleh organ-organ penginderaan, berupa orang,
pesan, warna atau aroma.
Kedua,
rangsang yang diterima mad’u berupa-rupa, warna, suara, aroma dan pesan dakwah
yang disampaikan da’i da’i itu kemudian diolah di dalam benak mad’u (hadirin),
dihubung-hubungkan dengan pengalaman masa lalu masing-masing dan disimpulkan
juga oleh masing-masing. Meskipun pesan dakwah oleh da’i itu dimaksudkan A,
tapi kesimpulan mad’u boleh jadi B, C, atau D.
Ketiga,
untuk merespon terhadap ceramah atau seruan ajarkan da’i (misalnya tepuk
tangan, berteriak, mengantuk atau karena bosan kemudian meninggalkan ruangan),
pikiran hadirin bekerja, mengingat-ingat apa yang pernah terjadi di masa lalu.
Dari memori itu para hadirin kemudian meramalkan bahwa jika hadirin melakukan
tindakan X, maka da’i akan melakukan tindakan Y. jika X maka Y.
Ketiga,
setelah itu barulah hadirin akan merespon terhadap ajakan da’i, dan respon
dari, dan respon dari hadirin itu merupakan umpan balik bagi da’i.
DAFTAR PUSTAKA
Said bin Ali Al Qhatani, Da’wah Islam Da’wah Bijak,
( Jakarta : Gema Insani Press, 1994 )
Asmuni Syukur, Dasar-dasar Stratedgi Dakwah Islam,
( Surabaya : Al Ikhlas, 1983 )
Djamalul Abidin Ass, Komunikasi dan Bahasa Dakwah,
( Jakarta : Gema Insani Press, 1996 )
Faizah, S.Ag. M.A., H. Lalu Muchlisin Effendi, Lc., M.A ,
Psikologi Dakwah, ( Jakarta : Prenada Media, 2006 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar